Mempercantik Diri, Melestarikan Bumi
Konsumen perempuan memilih fesyen tidak sekadar agar tampil anggun. Mereka menimbang faktor keberlanjutan. Perempuan tak sekadar peduli pada tubuhnya sendiri, melainkan peduli juga pada bumi. Mereka berorientasi jangka panjang.
Di industri fesyen, khususnya yang menyasar perempuan, banyak mitos dan stigma yang beredar. Contohnya, perempuan cenderung lebih suka warna merah muda, perempuan tidak bisa memakai pakaian laki-laki, dan sebagainya. Hal inilah yang kemudian menyebabkan banyaknya merek melakukan strategi pemasaran untuk perempuan dengan menyesuaikan mitos dan stigma tersebut, bahkan sampai sekarang.
Pandemi COVID-19 mengubah seluruh pandangan masyarakat, termasuk perempuan dalam pembelian produk fesyen. Konsumen saat ini sudah mulai mengubah gaya hidupnya. Berdasarkan survei McKinsey & Company mengenai Consumer Sentiment on Sustainability in Fashion, 57% responden telah membuat perubahan signifikan pada gaya hidupnya, yaitu mengurangi penggunaan ataupun pembelian produk yang berdampak negatif pada lingkungan. Lalu, sebanyak 67% responden telah memulai untuk hidup dengan bahan-bahan yang dapat di daur ulang, dan 61% responden sudah mulai membeli produk dengan kemasan yang ramah lingkungan. (Grafik 1)
MarketeersMAX
Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.