Pertumbuhan Terancam
Para pemain di industri properti sedang berada di persimpangan jalan dalam menentukan harga. Optimisme pertumbuhan terus berlanjut, namun berpangku pada stimulus dari pemerintah.
Generasi muda di negara ini terancam kesulitan membeli properti lantaran harganya yang terus meroket setiap tahun. Hal ini karena tingkat suku bunga terus melonjak akibat inflasi yang memengaruhi bunga kredit kepemilikan rumah (KPR). Kondisi tersebut, diperparah dengan adanya gejolak ekonomi dan geopolitik global yang mendorong terjadinya lonjakan harga bahan baku.
Berdasarkan data konsultan properti, Colliers Indonesia, imbas perang Rusia dan Ukraina yang berbarengan dengan rencana kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed), bank sentral Amerika Serikat, telah mengerek harga bahan baku bangunan sebesar 5% hingga 10%. Jika situasi ini terus berlanjut, bukan mustahil harga rumah semakin tak terjangkau.
Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia mengatakan, saat ini industri properti di Indonesia tengah mengalami situasi yang dilematis. Pasalnya, para pengusaha tidak memiliki banyak pilihan untuk melakukan penyesuaian harga. Jika menaikkan harga secara mendadak dikhawatirkan masyarakat akan semakin sulit membeli rumah.
Berdasarkan data Kementerian PUPR,
MarketeersMAX
Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.