Menghibur dan Langsung Transaksi
Tren direct channel, direct purchase masih mendominasi hingga hari ini. Konsumen cenderung tidak lagi menginginkan sesuatu yang bertele-tele. Bila ia tertarik pada sesuatu, ia ingin mendapatkan hal itu sesegera mungkin. Kebutuhan ini disambut dengan tren beriklan secara menghibur atau shoppertainment.
Pada era media sosial, hampir semua pengguna membuka aplikasi video untuk mencari hiburan di sela-sela kesibukan. Kendati demikian, tendensi pengguna media sosial untuk berbelanja sangat tinggi sehingga mendorong pemasar maupun merek mengunggah ulasan mengenai produk terbarunya. Bagaikan gayung bersambut, cara seperti ini sangat efektif mendorong penjualan.
Entertainment first, commerce second merupakan slogan dari perilaku belanja shoppertainment yang saat ini tengah naik daun di TikTok. Banyak merek berlomba mencuri perhatian pengguna TikTok yang jumlahnya di Indonesia mencapai 125 juta. Mereka berusaha memperebutkan kue shoppertainment yang diproyeksikan sebesar US$ 27 miliar atau setara Rp 406,1 triliun (kurs Rp 15.043 per US$) hingga tahun 2025.
Berdasarkan riset Boston Consulting Group (BCG) dan TikTok potensi shoppertainment di Asia Pasifik mencapai US$ 1 triliun hingga tahun 2025. Proyeksi tersebut naik dua kali lipat dari total transaksi saat ini sebesar US$ 500 miliar. Indonesia, Jepang, dan Korea Selatan akan menyumbang 67% dari gross merchandise value (GMV) s
MarketeersMAX
Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.