Makin Cerdas, Makin Jeli
Sebelum hingga setelah pandemi COVID-19, pola interaksi konsumen dengan merek telah berubah secara drastis. Membaca pergerakan konsumen kini menjadi kunci merek memahami konsumen di tengah gonjang-ganjingnya peradaban.
Memahami konsumen menjadi salah satu strategi merek untuk tetap kompetitif di tengah persaingan bisnis. Apalagi pada akhir tahun seperti ini, diskon menjadi hal yang paling dicari-cari konsumen. Tanggal kembar seperti 12.12 atau diskon akhir tahun sudah jadi hal yang umum diburu.
Tapi, tak semua konsumen berinteraksi dengan merek melalui saluran yang sama. Apa yang merek perlu pahami tentang konsumen saat ini?
Menurut laporan Twilio yang berjudul Consumer Preferences Report 2024, konsumen di kawasan Asia Pasifik (APAC) mengutamakan kepercayaan saat berinteraksi dengan merek. Sebanyak 56% dari 3.900 konsumen global, termasuk 900 dari kawasan Asia Pasifik (APAC), tidak akan membeli produk dari merek yang mereka kurang percaya, termasuk konsumen di Indonesia, di mana maraknya aksi penipuan berkedok program afiliasi atau promosi dompet digital turut mengikis kepercayaan konsumen terhadap brand e-commerce. Aksi penipuan yang kerap mencatut nama merek ternama dan lembaga keuangan nasional ini membuat konsumen semakin sulit membedakan antara sumber yang terpercaya dan yang palsu.
Dari penelitian Twilio, ditemukan bah
MarketeersMAX
Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.