Bias Psikologi dalam Digital Marketing
Tidak bisa disangkal bahwa fenomena digital marketing juga memunculkan bias-bias. Saatnya kembali ke pengetahuan dasar bahwa marketing merupakan sains kontekstual.
“Pak, berdasarkan pengalaman bapak berkarier di dunia marketing selama 20 tahun lebih ini, apa channel marketing yang paling manjur untuk mendorong performa penjualan produk?” Pertanyaan tersebut adalah salah satu pertanyaan paling “ngenes” untuk saya selama beberapa tahun menjadi pembicara di bidang marketing. Sialnya, pertanyaan-pertanyaan seperti itu selalu saja muncul. Walaupun saya tidak sebal dengan sang penanya, tapi pertanyaan yang berharap jawaban pasti mengenai strategi marketing adalah indikasi bagaimana si penanya belum memiliki dan memahami mindset paling dasar marketing.
Marketing merupakan contextual science di mana setiap strategi bisa punya hasil yang berbeda ketika berbeda konteksnya. Maka dari itu, pertanyaan-pertanyaan yang berharap jawaban yang pasti dan statis seolah-olah ada “strategi dewa” yang terjamin kemujarabannya dalam konteks apa pun adalah pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Kehadiran teknologi digital yang juga menawarkan banyak opsi baru dalam melakukan marketing melalui digital marketing semakin memperkuat tenden
MarketeersMAX
Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.
Ignatius Untung
Praktisi Marketing & Behavioral Science