Asal Menyerang Jadi Bumerang
Offensive Marketing

Asal Menyerang Jadi Bumerang

Dalam memperebutkan kue pasar, merek harus mempersiapkan strategi serangan dengan matang. Ia harus memahami medan kompetisi, kekuatan lawan, dan kekuatannya sendiri. Bila asal menyerang, hasilnya justru menjadi bumerang. 

OlehTri Kurnia Yunianto

Dunia pemasaran adalah dunia kompetisi. Hampir tidak ada suatu bagian di sebuah pasar yang tidak diwarnai dengan “peperangan” ini. Bila ada, biasa disebut dengan blue ocean, biasanya sifatnya hanya sementara. Di sebuah bagian di mana market leader menguasai, para pesaing datang dengan cara menyerang. Biasanya, para pesaing tersebut maju dengan strategi offensive marketing dengan tujuan mengguncang kemapanan sang pemimpin pasar. 

Strategi offensive marketing dilakukan oleh merek-merek yang tergolong challenger brands. Mereka bisa merek di posisi nomor dua atau pemain-pemain baru yang semangat ingin berebut kue pasar yang sudah dikuasai market leader

Namun, jangan salah, strategi offensive marketing juga bisa dipakai market leader tersebut. Bagi para pecinta sepak bola mungkin sudah tidak asing dengan filosofi ‘menyerang adalah pertahanan terbaik’ yang dipopulerkan oleh Pep Guardiola, pelatih Manchester City. Begitu pula dalam pemasaran, menyerang adalah strategi terbaik untuk mempertahankan market share.

Strate

0

MarketeersMAX

Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.