Bermanuver Pintar di Tengah Persetujuan
Pertarungan antara dua merek besar sangat menarik untuk disimak. Terkadang, melahirkan kampanye-kampanye pemasaran yang mengangkat isu positif, namun penuh jebakan. Inilah yang terjadi antara McDonald’s dan Burger King.
Perseteruan antara McDonald’s dan Burger King selalu seru disimak. Persaingan bisnis yang makin liar hingga saling mengejek seringkali membuat geleng kepala akibat tingkah laku dan kreativitasnya. Memang, Burger King tampak lebih “jahil” dengan kampanye-kampanyenya yang lebih agresif. Contohnya, iklan dengan visual sosok yang berpakaian mirip Ronald McDonald yang sedang antre di gerai Burger King hingga kampanye Whooper Detour yang memberi penawaran kepada konsumen untuk bisa membeli Whooper dengan hanya US$ 0,1 melalui drive through McDonald’s. Tentu saja, kampanye ini membuat pegawai drive through McDonald’s kebingungan sehingga justru menjadi konten yang semakin dimanfaatkan oleh Burger King.
Persaingan di antara keduanya seolah-olah tidak pernah sepi dan tidak ada tanda-tanda akan berakhir. Hingga tahun 2016, Burger King lagi-lagi membuat ulah dengan membuat surat terbuka berisi proposal untuk melakukan “gencatan senjata” selama satu hari dalam rangka memperingati Hari Perdamaian Dunia. Burger King juga mengajak McDonald’s untuk berkolaboras
MarketeersMAX
Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.
Ignatius Untung
Praktisi Marketing & Behavioral Science