Kebangkitan Industri Tekstil
Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) kembali menunjukkan tajinya pada kuartal I tahun 2024 setelah sebelumnya mengalami tekanan berat semenjak merebaknya pandemi COVID-19. Apa saja faktornya?
Tekanan industri TPT diawali dengan merebaknya wabah tahun 2020 yang kemudian dilanjutkan dengan membanjirnya produk impor harga murah. Alhasil, produk TPT dalam negeri hanya menjadi penonton di rumahnya sendiri. Kondisi ini tidak hanya menyebabkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), tapi juga membuat toko-toko tekstil di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat gulung tikar.
Seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan regulasi terkait dengan izin impor serta ekspor, bisnis TPT perlahan mulai menunjukkan kebangkitannya. Awal tahun ini menjadi pertanda pulihnya bisnis TPT dalam negeri. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan sepanjang kuartal I tahun 2024 bisnis ini mengalami pertumbuhan sebesar 2,64% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Taufiek Bawazier, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin menjelaskan, kinerja gemilang industri TPT juga tercermin pada capaian nilai ekspornya pada kuartal I-2024 yang mengalami peningkatan sebesar 0,19% atau senilai US$ 2,95 miliar.
Capaian ini merupakan hasil yang sangat mempertimbangkan situa
MarketeersMAX
Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.