A Marketer’s Guide to AI-Powered Contextual Marketing
Membangun relevansi dengan konsumen menjadi syarat penting dalam kesuksesan sebuah strategi pemasaran. Pendekatan pemasaran berbasis pengalaman yang mengesankan juga dapat menjadi kunci memenangkan persaingan. Keduanya dapat dikerahkan melalui strategi contextual marketing.
Pernahkah Anda bertanya atau bahkan merasa telah terganggu ketika membuka media sosial, website, dan aplikasi digital lantaran sering muncul iklan yang seperti “mengikuti” aktivitas Anda. Ya, bukan iklan biasa, tapi iklan produk yang baru saja menjadi bahan obrolan Anda dengan teman atau keluarga. Atau iklan dari produk yang belum lama Anda cari di mesin pencari atau media sosial, jadi sering muncul.
Contoh, Anda dan teman-teman baru saja membicarakan keseruan bermain padel di akhir pekan, begitu membuka Instagram, tak berselang lama setelah Anda scrolling, muncul iklan penawaran dari Adidas atau Bullpadel soal produk raket terbaru mereka. Atau, Anda juga pasti sadar ketika sedang mencari ulasan sebuah produk di Google atau TikTok, Anda akan sering menemukan penawaran seputar produk tersebut bertuliskan sponsored. Pengalaman semacam ini menggambarkan konsep dari contextual marketing yang akan kita bahas.
Konsep contextual marketing sebetulnya bukan konsep baru dan justru sudah menjadi naluri para pemasar sejak lama. Ya, para pemasar unggulan sejak dulu pasti sudah memikirkan berbaga
MarketeersMAX
Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.