Jujitju: Jurus Jitu Jualan di Era AI
Era digital hari ini menyajikan peta persaingan baru bagi para brand di dalam komunikasinya. Para pemilik merek tidak lagi cukup sekadar memiliki materi “iklan yang bagus.”
Dunia penjualan hari ini jauh berbeda dibandingkan sepuluh atau bahkan lima tahun lalu. Dulu, profesi sales identik dengan orang yang agresif, yang mengetuk pintu satu per satu, membawa katalog produk, lalu bicara panjang lebar demi meyakinkan calon pembeli. Gaya itu mungkin berhasil pada masanya, tapi kini hampir mustahil dipakai lagi.
Pelanggan sudah lebih kritis, teknologi memberi mereka akses ke informasi dengan mudah, dan persaingan semakin ketat. Mereka tidak lagi menunggu penjelasan sales karena bisa mencari review, membandingkan harga, bahkan menonton demo produk hanya dengan sentuhan layar.
Lantas, bagaimana seorang penjual bisa tetap relevan? Jawabannya ditawarkan lewat buku terbaru dari MarkPlus Sales Academy yang berjudul Jujitju (Jurus Jitu Jualan). Terinspirasi dari seni bela diri Jepang, buku ini mengajarkan bahwa menjual itu bukan sekadar menekan pelanggan untuk membeli, melainkan seni membaca ritme, memilih momentum, dan menggunakan strategi yang tepat.
Hal ini juga diamini oleh Hermawan Kartajaya, Founder & Chair of MCorp. “Menjual bukanlah soal memaksa orang membeli, melainkan seni mengarahkan percakapan, memban
MarketeersMAX
Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.