Membidik lewat Data
Ilustrasi: Madeline V
Data-Driven Marketing

Membidik lewat Data

Demi menjaga relevansi dengan pasar, merancang pendekatan pemasaran berbasis data kian menjadi keharusan dan pengelolaannya pun kian praktis berkat kehadiran banyak teknologi, termasuk AI. 

OlehRanto Rajagukguk, Tri Kurnia Yunianto dan Muhammad Mavellyno Vedhitya

Istilah big data mulai populer dan kerap dibicarakan banyak stakeholder di Indonesia, termasuk di lingkungan pemerintahan pada awal tahun 2010-an. Tentunya, di luar negeri pembicaraan ini sudah muncul lebih dulu pada medio tahun 2000-an atau sekitar tahun 2005, yang mana booming internet, media sosial, dan berbagai perangkat yang terhubung menghasilkan data dalam jumlah besar yang sangat beragam.

Dari data-data tersebut, perusahaan hingga pemasar bisa melakukan analisis sehingga bisa memprediksi dan mengambil keputusan secara tepat. Namun, tantangannya adalah pengelolaan data ini tidak bisa dilakukan secara tradisional sehingga dibutuhkan teknologi yang bisa memproses data dalam jumlah besar.

Seiring berkembangnya teknologi, data menjadi aset penting bagi perusahaan dan pemasar hingga berlomba-lomba membuat ekosistem yang lebih advance. Data is a new oil. Muaranya, kita bisa memprediksi ataupun menciptakan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Bahkan, dengan analisis data, pemasar bisa menentukan kampanye pemasaran yang leb

0

MarketeersMAX

Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.