Rojali-Rohana Bayangi Industri Ritel
Tahun 2025 menjadi periode penuh ujian bagi industri ritel di Indonesia. Di tengah lesunya daya beli, pusat perbelanjaan memang tetap ramai, tetapi tak semua keramaian itu berujung pada meningkatnya penjualan.
Kondisi ekonomi yang lesu pada paruh pertama tahun 2025 berdampak ke berbagai sektor industri. Tak terkecuali dengan industri ritel. Bahkan, sejumlah data menunjukkan bisnis ritel mengalami kemunduran sejak awal tahun 2025.
Data dari Badan Pusat Statistika (BPS) mencatat pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2025 melambat. Padahal, pada masa triwulan I terdapat momen bulan Ramadan yang seharusnya dapat menggenjot perekonomian Tanah Air pada awal tahun.
Diketahui, laju pertumbuhan konsumsi yang lelet menjadi salah satu penyebab melambatnya ekonomi pada kuartal pertama tahun ini. Menurut data BPS, kontribusi konsumsi rumah tangga sebesar 54,53%.
Namun, tingkat pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal I tahun 2025 hanya mencapai 4,87%. Angka tersebut lebih rendah bila dibanding pada kuartal tahun lalu yang sebesar 4,91%.
Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2025 berada di angka 5,12% dibanding periode sama tahun 2024. Sementara itu, kontribusi konsumsi rumah tangga mengalami penurunan hanya mencapai 54,25%.
Selanjutnya, pada kuartal II 2025, komponen ini tumbuh sebesar 4,97%. Angka itu pun ta
MarketeersMAX
Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.