Brand Activation dari Perspektif Behavioral Science
Brand activation harus relevan dengan kehidupan audiensnya. Aktivasi ini harus bisa menyentuh keseluruhan dimensi manusia, dari kesadaran, emosi, hingga pikiran konsumennya. Seperti apa?
Seorang pemuda berusia 28 tahun mengemban posisi brand activation manager sebuah perusahaan startup, sebut saja namanya Surya. Ia begitu bangga akan title yang disandangnya itu karena terdengar keren dan eksklusif. Sayangnya, jabatan yang terdengar mentereng itu ternyata menjadi batu penghalang baginya untuk bekerja di perusahaan yang diidam-idamkan sejak di bangku kuliah.
Pasalnya, Surya tidak bisa menjelaskan dengan baik pertanyaan yang muncul dalam sesi wawancara kandidat di perusahaan tersebut. Padahal, pertanyaannya sangat berhubungan erat dengan jabatan yang ia banggakan itu. “Apa itu brand activation? Dan mengapa merek perlu diaktivasi?” begitu pertanyaannya. Sebelumnya, Surya dengan lancar tanpa kesulitan bisa menjawab pertanyaan mengenai apa yang sehari-hari ia lakukan dalam pekerjaannya di posisi itu. Banyak hal dalam hidup memang kita lakukan secara bawah sadar sehingga ketika pertanyaan conscious dilontarkan, maka kita gelagapan untuk mencari jawabannya. Termasuk bagaimana kita seringkali bertanya-tanya dalam hati mengenai apakah sudah mengunci pintu mo
MarketeersMAX
Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.
Ignatius Untung
Praktisi Marketing & Behavioral Science