Di Balik Tren Webrooming  & Showrooming
Ilustrasi: Madeline / Marketeers

Di Balik Tren Webrooming & Showrooming

Era digital menyuguhkan customer path yang baru yang melintasi platform online dan offline. Oleh karena itu, pemasar harus piawai dalam merespons kebutuhan konsumen yang lintas platform tersebut.

Salah satu masalah paling umum yang dihadapi oleh para pemain e-commerce adalah tingginya angka drop cart dan abandoned cart. Ini adalah jumlah keranjang belanja di dalam aplikasi yang sudah terisi oleh beberapa produk, namun ditinggalkan begitu saja tanpa dilanjutkan ke proses pembayaran.
Apa yang terjadi? Mengapa mereka tidak melanjutkan ke proses pembayaran dan meninggalkan begitu saja?

Dugaan awalnya adalah karena sesi belanja online-nya terganggu oleh aktivitas lain yang mendadak harus dilakukan. Seperti panggilan telepon yang masuk ketika sedang dalam proses belanja online, ada tamu yang datang, atau pekerjaan lain yang mendadak muncul di tengah-tengah sesi tersebut.

Dugaan lain yang muncul adalah karena konsumen yang bersangkutan menemukan produk yang sama atau produk sejenis di aplikasi lain yang lebih menarik sehingga mereka memilih untuk melanjutkan transaksi di aplikasi lain. Walaupun keduanya sering terjadi, namun ternyata ada satu praktik yang semakin menjamur. Terutama di tengah penetrasi digital commerce yang semaki

0

MarketeersMAX

Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.

 
Ignatius Untung

Ignatius Untung

Praktisi Marketing & Behavioral Science