Storytelling

Kampanye Lintas Generasi

Pada penerapan strategi intergenerational marketing, pemilihan brand ambassador, influencer atau talent yang dapat diterima oleh semua generasi menjadi kian penting. Ini bisa menjadi cara merek memperluas target pasar yang mencakup old generation dan young generation.

OlehRanto Rajagukguk, Dyandramitha Alessandrina & Ratu Monita Citra Pratiwi

Kehadiran Generasi Z (Gen Z) dan Gen Alpha sebagai konsumen masa depan memang telah disadari oleh para pemasar belum memiliki buying power yang tinggi. Namun, sebagai anak-anak dari Generasi X ataupun Y, advokasi mereka terhadap sejumlah produk primer hingga tersier tak bisa dihiraukan begitu saja.

Pasalnya, baik Gen Z dan Gen Alpha merupakan generasi digital native yang mampu menyerap beragam informasi begitu cepat. Kemampuan mereka ini yang mendasari para orang tua untuk menyerahkan pencarian atau melakukan riset dalam mendapatkan rekomendasi produk ke para Gen Z dan Gen Alpha.

Selanjutnya, keputusan akhir dalam menentukan pembelian biasanya terjadi di orang tua. Dari situasi ini, banyak dari pemasar yang kelimpungan dalam menentukan strategi marketing yang jitu lantaran targeting yang dilakukan kerap mengalami kebuntuan.

Kebingungan pun dialami oleh pemasar, apakah harus membangun komunikasi ke Gen X dan Gen Y sebagai pengambil keputusan, atau Gen Z dan Gen Alpha sebagai pemberi pengaruh di dalam keluarga. Menjawab kegundahan tersebut, kuncinya ada pada pemilihan brand ambassador (BA) atau influencer y

0

MarketeersMAX

Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.