Klasik Jadi Signature
Ilustrasi: Marketeers/Madeline
Nostalgia Cycle

Klasik Jadi Signature

Tren dalam siklus nostalgia bisa menjadi celah bagi para brand untuk menyasar beragam generasi. Dalam siklus nostalgia, Generasi Z (Gen Z) menganggap tren yang sempat populer dalam dua dekade lalu adalah unik dan trendy, sementara Gen X atau Gen Y menjadikannya sebagai hal sentimental yang tak bisa dilewatkan.

OlehRanto Rajagukguk, Tri Kurnia Yunianto, Muhammad Mavellyno Vedhitya, & Dyandramitha Alessandria

Beberapa tahun terakhir, generasi yang tumbuh pada tahun 90-an tentu merasakan nuansa gaya hidup ataupun fesyen yang kembali terulang. Celana cutbrai misalnya, fesyen yang juga sempat populer pada tahun 90-an dan sejatinya juga menjadi identitas gaya berpakaian tahun 70-an, kini kembali digunakan.

Bahkan, gaya berpakaian ini lebih banyak digunakan oleh anak muda, dalam hal ini Gen Z yang ingin tampil beda. Inilah yang disebut dengan nostalgia cycle atau siklus nostalgia, yaitu tren yang merujuk pada suatu hal yang populer pada zaman dulu, kini kembali menjadi tren.

Hal ini pun dianggap menjadi peluang bagi brand guna menyasar konsumen lintas generasi. Cara yang digunakan pun beragam, bisa berupa produk, layanan, aktivasi, desain, hingga customer experience.

Terlebih, Gen Z sebenarnya tak hanya menikmati fesyen bernuansa klasik tapi juga sangat tertarik untuk merasakan experience dari masa lalu itu sendiri. Karenanya, tak jarang kini banyak sekali konser yang menghadirkan tema nostalgia dengan mengusung tahun 90-an.

Bagi Gen Z, konser dengan tema semacam itu menjadi suatu yang baru, unik dan trendy. Bagi generasi yang tumbuh

0

MarketeersMAX

Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.