Tak Sekadar Mahal
ASEAN saat ini menjadi pasar potensial untuk barang dan jasa luxury dengan nilai pasar menembus US$ 16 miliar. Pemburu produk ini tidak mengincar kemewahan semata, tapi nilai-nilai khusus yang tidak ada pada produk lain.
Bagi seorang pemasar, menjual barang mewah memerlukan pemahaman mendalam tentang kebutuhan dan keinginan konsumen high-end. Selain itu, diperlukan pula strategi pemasaran yang menekankan pada eksklusivitas, kualitas, dan pengalaman pelanggan yang luar biasa. Menggandeng tokoh terkenal atau influencer yang sesuai dengan citra merek dapat membantu meningkatkan daya tarik serta kredibilitas produk.
Vero, konsultan komunikasi di Asia Tenggara (ASEAN) meluncurkan hasil penelitian terbaru bertajuk The Emerging Codes of Luxury in Southeast Asia. Dalam penelitian itu, diperkirakan pertumbuhan pasar barang dan jasa mewah mencapai US$ 16 miliar atau setara Rp 260,3 triliun (kurs Rp 16.268 per US$). Penelitian tersebut membeberkan tiga alasan konsumen kelas atas memilih penggunaan produk baru.
Dua alasan tertinggi orang-orang kaya membeli produk dan jasa luxury yakni kualitas produk yang unggul serta umurnya yang lebih lama. Masing-masing memiliki persentase sebesar 57%. Kemudian alasan ketiga adalah keunikan dari produk dengan persentase 44%. Grafik 1.
MarketeersMAX
Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.